KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) Pangalengan
Nama
Koperasi : Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS)
Alamat
: Jl. Raya Pangalengan No 340 Desa Pangalengan, Kec. Pangalengan,
Kab. Bandung
Badan Hukum
: Nomor : 4353/BH/PAD/518-KOP/V/07
Tanggal :
28-05-2007
Sejak zaman penjajahan Belanda di Pangalengan sudah dikenal
peternakan sapi perah yang dikelola oleh perusahaan Belanda, perusahaan
tersebut :
1. De
Friesche Terp
2. Almanak
3. Van Der
Els
4. Big
Man
Untuk pemasaran hasil produksinya perusahaan tersebut mendirikan
BMC (Bandungche Melk Center). Sewaktu pendudukan Jepang perusahaan tersebut
dihancurkan dan sapinya dipelihara oleh penduduk sekitar sebagai usaha
keluarga.
Untuk meningkatkan populasi sapi perah serta meningkatkan
pendapatannya, bulan November 1949 didirikan koperasi dengan nama GAPPSIP
(Gabungan Petani Peternak Sapi Indonesia Pangalengan). Mulai tahun 1961,
GAPPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian Indonesia, sehingga
tataniaga persusuan sebagian besar diambil alih oleh kolektor
(tengkulak). Dengan kondisi demikian peternak mengalami kerugian karena harga
susu yang diterima sangat rendah bahkan tidak sedikit jerih payah peternak
tidak dibayar.
Dengan situasi dan kondisi tersebut, tahun 1963 GAPPSIP tidak
mampu melakukan kegiatannya sebagai koperasi. Menyadari keadaan tersebut, atas
prakarsa beberapa tokoh masyarakat yang disepakati oleh peternak pada tanggal
22 Maret 1969 didirikan koperasi yang diberi nama KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG
SELATAN disingkat KPBS Pangalengan. Bersamaan dengan dimulainya REPELITA I
tanggal 1 April 1969 KPBS Pangalengan diberi Badan Hukum dan tanggal tersebut
merupakan Hari Jadi KPBS Pangalengan. Sejak saat itu mulai mendapat pembinaan
dari Pemerintah Kabupaten DT II Bandung, Gubernur Jawa Barat, Dirjen Peternakan
dan mendapat bantuan dari UNICEF.
KPBS terus mengalami
perkembangan seiring dengan jumlah peternak yang semakin banyak yaitu dengan
berdirinya Milk Treatment ( MI ) Goha di wilayah timur. MT yang terletak di
Goha ini berdiri pada tahun 1998 dimaksudkan untuk mengantisipasi kerusakan
susu segar dari para peternak sapi di wilayah timur karena akibat perjalanan
jauh mobil tangki yang ditempuh. Kerusakan bisa disebabkan jalan rusak dan
berdebu sehingga menyebabkan terkontaminasinya susus segar oleh mikroorganisme
dari tangki.